IQNA

Apa Kata Alquran/ 34

Allah Tidak Menyukai Kelompok-Kelompok Ekstrem

11:04 - November 14, 2022
Berita ID: 3477597
TEHERAN (IQNA) - Dalam beberapa ayat Alquran telah memberikan peringatan tentang orang-orang yang melampaui batas dan kelompok-kelompok yang memiliki perilaku ekstrim dan tidak normal, dan salah satu dari ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Setiap masyarakat memiliki beragam kelompok sesuai dengan budaya, ritual dan sejarahnya, yang menunjukkan perilaku yang berbeda. Salah satu perilaku ini adalah selama konflik dan pertengkaran antar berbagai kelompok yang berbeda.

Dilihat dari perilaku kekerasan kelompok-kelompok ini, pihak yang memulai konflik dan pihak yang membela diri, dll, memiliki komplikasi dari sudut pandang moral dan agama. Tapi Alquran telah berbicara dengan jelas tentang hal ini:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 190)

Ayat ini adalah ayat pertama yang diturunkan tentang perang dengan musuh-musuh Islam, dan setelah turunnya ayat ini, Nabi Muhammad (saw) berperang dengan mereka yang datang untuk berperang dan menahan diri dari mereka yang tidak berperang, dan ini berlanjut, sampai perintah "Faqtuluu al-Musyrikin/maka bunuhlah orang-orang musyrikin" (QS. At-Taubah: 5) yang berarti izin berperang dengan semua orang musyrik diturunkan.

Para penulis Tafsir Nemuneh telah mengemukakan poin-poin tertentu tentang ayat ini. Dalam ayat Alquran ini, mengeluarkan perintah untuk berperang melawan mereka yang menghunus pedang melawan Muslim, dengan mengatakan: "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu". Kata “Fi Sabilillah/ di jalan Allah” ini menjelaskan tujuan utama perang Islam dimana perang dalam logika Islam tidak pernah untuk balas dendam, ambisi atau penaklukan negara atau untuk mendapatkan harta rampasan. Tujuan ini mempengaruhi semua dimensi perang, kuantitas dan kualitas perang, jenis senjata, cara memperlakukan tawanan, menjadi warna “Fi Sabilillah”.

Kemudian Alquran menyarankan untuk menegakkan keadilan, bahkan di medan perang dan melawan musuh, dengan mengatakan: "(tetapi) janganlah kamu melampaui batas. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Ketika perang adalah untuk Allah dan di jalan-Nya, maka tidak boleh ada ekstrem dan berlebihan di dalamnya, dan inilah alasan mengapa dalam perang Islam - tidak seperti perang di zaman kita - dianjurkan untuk mennjaga banyak prinsip moral. Misalnya, orang yang meletakkan senjata, dan mereka yang kehilangan kemampuan untuk berperang, atau yang tidak memiliki kekuatan untuk berperang, seperti orang yang terluka, orang tua, wanita dan anak-anak, tidak boleh dibunuh. Kebun, tanaman, dan tanaman tidak boleh dihancurkan, dan zat beracun tidak boleh digunakan untuk meracuni air minum musuh (perang kimia dan mikroba).

Dalam Tafsir Noor, Ayatullah Mohsen Qaraati mengungkapkan beberapa pesan menarik dari ayat ini:

1- Pertahanan dan konfrontasi serupa adalah hak asasi manusia. Jika seseorang melawan kita, kita juga akan melawannya. "Perangilah...orang-orang yang memerangi kamu "

2- Tujuan perang dalam Islam bukanlah untuk merebut tanah dan air atau penjajahan dan balas dendam, tetapi tujuannya adalah untuk mempertahankan hak dengan menghilangkan gerakan-gerakan yang korup serta membebaskan pikiran dan menyelamatkan manusia dari takhayul. “Di Jalan Allah

3- Keadilan dan kebenaran harus diperhatikan bahkan dalam perang. “Perangilah...janganlah kamu melampaui batas” Alquran telah berkali-kali memerintahkan dengan kalimat “janganlah kamu melampaui batas” dimana dalam menjalankan perintah apapun tidak boleh melampaui batasan. (HRY)

berita-berita terkait
captcha