IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 7

Teknik Tilawah dalam Gaya Mustafa Ismail

6:28 - November 11, 2022
Berita ID: 3477584
TEHERAN (IQNA) - Mustafa Ismail disebut Akbar al-Qurra (qari terbesar), karena ia meninggalkan banyak pengaruh pada subjek qiraat dan gaya qari. Pengaruh ini telah sedemikian rupa sehingga setelah bertahun-tahun, qiraat dan gayanya telah menarik perhatian banyak teman dan qari Alquran.

Mengenai Mustafa Ismail, harus dikatakan bahwa ia telah melalui dua kursus tafsir Alquran dengan salah satu syekh Al-Azhar, dan pengaruh penguasaan ini pada tafsir ayat-ayat jelas terlihat dalam tilawahnya. Bacaannya tidak dapat dianggap berorientasi pada makna, melainkan bacaannya berada di luar orientasi pada makna dan tilawah ini harus disebut tafsir. Qari Mesir yang terkenal ini menafsirkan Alquran dan membuat pendengar terpukau dengan tilawahnya.

Salah satu peneliti Mesir membuktikan dalam bukunya bahwa Mustafa Ismail memiliki tilawah Alquran selama lima puluh dua ribu jam. Mustafa Ismail telah membacakan beberapa surah Alquran sangat banyak dan berkali-kali. Misalnya, dia telah membaca surah At-Tahrim tujuh puluh kali dan perlu dicatat bahwa tidak ada bacaan yang sama, tetapi spirit umum dari semua tilawah ini adalah sama.

Oleh karena itu, Mustafa Ismail memiliki teknik tersendiri dalam membacakan setiap surahnya. Ini terlepas dari kenyataan bahwa tilawah dari banyak qari Mesir adalah klise dan jika Anda mendengar lima puluh pelafalan dari mereka, mereka semua dalam satu model, dan banyak dari qari ini dapat dianalisis dengan mendengarkan beberapa tilawah. Tapi Mustafa Ismail tidaklah demikian.

Semakin umur sang ustad bertambah, maka semakin matang. Salah satu doa Mustafa adalah memohon kepada Allah untuk tidak pernah mengambil qiraat darinya. Pada hari terakhir hidupnya, ia mentilawah surah Al-Kahfi dan kemudian pulang ke rumah dan meninggal dunia. Artinya, dia mentilawah sampai hari terakhir hidupnya.

Ketika Mustafa berusia sekitar dua puluh tahun, dia sedang mentilawah Alquran di salah satu pertemuan, Darwish al-Hariri, salah satu musisi terbesar di Mesir, berkata kepada Mustafa: Bagaimana Anda mempelajari melodi ini? Sebagai tanggapan, Mustafa mengatakan: Saya mencoba mengingat semua lagu yang saya dengar dan saya mengadaptasi gaya saya darinya. Kemudian Darwish al-Hariri berkata: Tidak ada komposer yang dapat membesarkan seseorang dengan cara ini. Sejatinya, dia ingin menunjukkan kejeniusan Mustafa.

Kita harus perhatikan bahwa setiap dekade kehidupan Mustafa memiliki kondisi khusus. Dekade terakhir hidupnya juga merupakan waktu yang luar biasa, dan orang heran bagaimana Mustafa, pada usia tujuh puluh tahun, mampu mentilawah surah Al-Hujarat selama satu jam 56 menit di Masjid Abu al-Ala. Tilawah ini merupakan mahakarya yang tak tertandingi dalam sejarah bacaan Alquran di dunia. (HRY)

Perkataan Mahmoud Amini, seorang qari dan guru veteran Alquran

captcha