IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 15

Mengkaji Beografi Qurani Syekh Mahmud Al-Bujairami

2:46 - December 19, 2022
Berita ID: 3477758
TEHERAN (IQNA) - Syekh Mahmud Al-Bujairimi adalah salah satu qari bersuara merdu dan otentik asal Mesir, yang namanya jarang disebutkan.

Menurut IQNA, Syekh Mahmud Al-Bujairimi lahir pada tahun 1933 di desa Bujairim, yang terletak di provinsi Minufiyah, Mesir.

Mahmud menerima pendidikan agama dan Alquran sejak kecil. Dalam hal ini, dia menghafal Alquran dan mempelajari tajwid serta prinsip-prinsipnya. Setelah beberapa lama, dia bergabung dengan yayasan Alquran Shobra; di pusat ini, ia belajar berbagai qiraat Alquran.

Karena dia memiliki suara yang merdu dan nada yang indah, dia mulai membaca ayat-ayat Alquran dan menggunakan gaya qari terkenal saat itu.

Ia sangat tertarik dengan metode nada Syekh Mustafa Ismail. Oleh karena itu, di awal jalan Alqurannya, dia mulai meniru gayanya. Mahmud Al-Bujairimi, setelah memperoleh penguasaan dan keterampilan dalam membaca Alquran, saat mengikuti tes seleksi qari Radio Mesir pada tahun 1986, ia mampu mendaftarkan namanya sebagai qari media ini dan mentilawah Alquran bersama sejumlah tokoh qari terkenal.

Selain mentilawah Alquran di studio radio, dia memiliki kehadiran yang menonjol di kalangan dan pertemuan yang diliput oleh radio dan disiarkan langsung ke pendengar di dalam dan di luar Mesir. Majelis pagi di masjid Imam Husein (as) adalah contoh dari majelis ini di mana ia menorehkan karya-karyanya yang luar biasa.

Pada tahun 1966, Syekh Mahmud memulai kiprahnya sebagai qari di Masjid Omar Bin Abdul Aziz yang terletak di Al-Jadida, Mesir, kemudian pada tahun 1980, ia terpilih sebagai qari di Masjid Ein Elhaia. Tersebarnya popularitas dan reputasinya di seluruh penjuru negara Islam menyebabkan dia diundang ke berbagai negeri untuk mentilawah Alquran, misalnya saat bepergian ke Uni Emirat Arab, dia mentilawah di masjid-masjid terpenting negara ini di Teluk Persia dan mengabadikan beberapa karyanya ditayangkan di Emirates TV.

Beberapa ahli mengatakan bahwa Syekh Mahmud Al-Bujairimi, meskipun memiliki manfaat bacaan Alquran yang kokoh dan menguasai, ia mengalami kelambatan yang jelas dalam membaca atau melafalkan huruf-huruf sedemikian rupa sehingga kadang-kadang dia menarik beberapa huruf sebelum batas yang diperlukan. Untuk itu, salah satu musisi papan atas Mesir menganjurkannya untuk menemui Syekh Darwish Hariri, yang memiliki kontribusi signifikan dalam pembinaan para qari ternama guna meningkatkan kemampuan dan menghilangkan kekurangannya.

Syekh Mahmud Al-Bujairimi meninggal pada tahun 1992 setelah bertahun-tahun mengabdi pada Alquran dan meninggalkan karya berharga berupa tilawah yang indah dan kokoh. (HRY)

captcha