IQNA

Ulama Kenamaan Dunia Islam/ 10

Sejarah Terjemahan Alquran di Balkan

18:12 - December 12, 2022
Berita ID: 3477731
TEHERAN (IQNA) - Membaca Alquran dalam bahasa Arab telah menjadi tantangan besar bagi banyak Muslim di negara-negara berbahasa non-Arab; para penerjemah berusaha mempermudah mereka untuk membaca dan memahami dengan menerjemahkan Alquran ke dalam berbagai bahasa, tetapi larangan membaca terjemahan Alquran oleh para ulama Muslim pada tahun dua puluhan dan tiga puluhan merupakan tantangan serius di sini.

Kaum Muslim di Balkan (Balkan biasanya terdiri dari negara-negara Albania, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, Rumania, Serbia, dan Slovenia) mewarisi tradisi Islam Utsmaniyah, termasuk larangan menerjemahkan Alquran. Pelarangan ini bermula ketika Mufti Agung Albania mengeluarkan fatwa pada tahun 1924 untuk melarang pembacaan terjemahan Alquran oleh umat Islam, dan semua ini dalam situasi di mana sebagian besar umat Islam Albania tidak tahu cara membaca dan memahami Alquran dalam bahasa Arab dengan baik, dan karena suasana yang genting saat itu, mereka tidak berani berpikir untuk menerjemahkan Alquran.

Namun, sikap keras kepala mengenai keharaman terjemahan Alquran secara bertahap hilang, dan di Sarajevo pada tahun 1937, terjemahan pertama Alquran diterbitkan oleh dua ulama Muslim terkenal, Muhammad Banga dan Džemaludin Mušović, dan setelah itu, terjemahan Alquran dilanjutkan dari bahasa Arab oleh ulama generasi baru, yang mencapai lebih dari 10 terjemahan.

Demikian juga terkait dengan Muslim Albania. Seorang aktivis nasionalis terkenal bernama Ilo Mitkë Qafëzezi menerjemahkan Alquran dari bahasa Inggris dan menerbitkan bagian pertama pada tahun 1921. Dia menyatakan tujuannya untuk mendekatkan Muslim Albania dengan saudara Kristen mereka. Dengan ini, dia ingin menjadikan Alquran terakses bagi orang Kristen dalam bahasa Albania.

Qafëzezi, seperti Mićo Ljubibratić, berusaha setia dan jujur ​​dalam terjemahannya. Terjemahan Qafëzezi ke dalam bahasa Albania tidak terduga bagi para ulama agama di Albania.

Pada akhir dua puluhan dan tiga puluhan abad ke-20, terjemahan tafsir Alquran berlanjut secara berurutan hingga Partai Komunis berkuasa pada tahun 1944 dan mencegah penerjemahan Alquran hingga tahun 1991.

Menyusul gagalnya larangan terjemahan Alquran ke dalam bahasa non-Arab di wilayah Balkan dan penerimaan penerjemah dan penulis untuk menerjemahkan makna Alquran, banyak terjemahan disajikan satu demi satu dan persaingan yang sengit terbentuk untuk memberikan terjemahan Alquran terbaik.

Yang mengangkat isu penerjemahan di antara dua kelompok etnis mayoritas Muslim di wilayah Balkan (Bosnia dan Albania) adalah penerjemahan Alquran oleh non-Muslim dengan motif nasionalistik, yang memiliki pesan ideologis-nasionalis dan itu dilakukan dengan tujuan menjadikan umat Islam sebagai bagian dari organisasi atau identitas etnis di Balkan.

Di sinilah kita menemukan terjemahan Alquran Serbia pertama, yang diselesaikan oleh Mićo Ljubibratić (1829-1889) dan diterbitkan setelah kematiannya di Beograd pada tahun 1895, dengan tujuan untuk menarik umat Islam di Bosnia, atau sebagaimana ia disebut orang-orang Mohammedan dari bangsa Serbia, untuk bergabung dengan Jirga dari negara etnis Serbia. (HRY)

captcha