IQNA

Tilawah Vahid Khazai Surah Mubarakah al-Qiyamah + Video

TEHRAN (IQNA) - Vahid Khazai, qari Iran, membaca surah ke 75 Al-Quran - al-Qiyamah yang diberkati dalam mesyuarat yang diadakan oleh Majlis Tertinggi Al-Quran Negara Republik Islam Iran.

 

 

 

 

 

 

 

Surat Al-Qiyamah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ

Aku bersumpah demi hari Kiamat.

وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

Aku bersumpah demi jiwa yang sangat menyesali (dirinya sendiri).

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?

بَلٰى قٰدِرِيْنَ عَلٰٓى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ

Tentu, (bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.

بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَ اَمَامَهٗۚ

Akan tetapi, manusia hendak berbuat maksiat terus-menerus.

يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِۗ

Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”

فَاِذَا بَرِقَ الْبَصَرُۙ

Apabila mata terbelalak (ketakutan),

وَخَسَفَ الْقَمَرُۙ

Bulan pun telah hilang cahayanya,

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ

serta matahari dan bulan dikumpulkan,

يَقُوْلُ الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍ اَيْنَ الْمَفَرُّۚ

pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?”

كَلَّا لَا وَزَرَۗ

Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung.

اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْمُسْتَقَرُّۗ

(Hanya) kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.

يُنَبَّؤُا الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍۢ بِمَا قَدَّمَ وَاَخَّرَۗ

Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dia kerjakan dan apa yang telah dia lalaikan.

بَلِ الْاِنْسَانُ عَلٰى نَفْسِهٖ بَصِيْرَةٌۙ

Bahkan, manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri

وَّلَوْ اَلْقٰى مَعَاذِيْرَهٗۗ

walaupun dia mengemukakan alasan-alasan(-nya).

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ

Janganlah engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Quran) karena hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya.

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ

Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan (dalam hatimu) dan membacakannya.

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ

Maka, apabila Kami telah selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu.

ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗ ۗ

Kemudian, sesungguhnya tugas Kami (pula)-lah (untuk) menjelaskannya.

كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَۙ

Sekali-kali tidak! Bahkan, kamu mencintai kehidupan dunia,

وَتَذَرُوْنَ الْاٰخِرَةَۗ

dan mengabaikan (kehidupan) akhirat.

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ

Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri

اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ

(karena) memandang Tuhannya.

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍۢ بَاسِرَةٌۙ

Wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram

تَظُنُّ اَنْ يُّفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ ۗ

(karena) mereka yakin akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat.

كَلَّآ اِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَۙ

Sekali-kali tidak! Apabila (nyawa) telah sampai di kerongkongan,

وَقِيْلَ مَنْ ۜرَاقٍۙ

dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang (dapat) menyembuhkan?”

وَّظَنَّ اَنَّهُ الْفِرَاقُۙ

Dia pun yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia),

وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِۙ

dan bertautlah betis (kiri) dengan betis (kanan).

اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْمَسَاقُ ۗ ࣖ

Kepada Tuhanmulah pada hari itu (manusia) digiring.

فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلّٰىۙ

Dia tidak membenarkan (Al-Quran dan Rasul) dan tidak melaksanakan salat.

وَلٰكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۙ

Akan tetapi, dia mendustakan (Al-Quran) dan berpaling (dari kebenaran).

ثُمَّ ذَهَبَ اِلٰٓى اَهْلِهٖ يَتَمَطّٰىۗ

Kemudian, dia pergi kepada keluarganya dengan menyombongkan diri.

اَوْلٰى لَكَ فَاَوْلٰىۙ

Celakalah kamu! Maka, celakalah!

ثُمَّ اَوْلٰى لَكَ فَاَوْلٰىۗ

Kemudian, celakalah kamu! Maka, celakalah!

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ

Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

اَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّنْ مَّنِيٍّ يُّمْنٰى

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)?

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰىۙ

Kemudian, (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Dia menciptakan dan menyempurnakannya.

فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىۗ

Lalu, Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.

اَلَيْسَ ذٰلِكَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِ َۧ الْمَوْتٰى ࣖ

Bukankah (Allah) itu kuasa (pula) menghidupkan orang mati?

 (Qs, al-Qiamah ; 75 ; 1 - 40).