IQNA

Bagaimana Astronot Emirat Akan Berpuasa?

18:34 - March 06, 2023
Berita ID: 3478096
TEHERAN (IQNA) - Kehadiran seorang astronot Emirat di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang akan berlangsung selama enam bulan ke depan memunculkan diskusi tentang cara berpuasa dan shalat bagi astronot Muslim ini.

“Astronot Emirat Sultan Al Neyadi akan menghabiskan enam bulan ke depan di Stasiun Luar Angkasa Internasional; Artinya, dia akan menghabiskan Ramadhan dan Idul Fitri di luar angkasa,” menurut Iqna, dikutip Khaleej Times.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana berpuasa dan shalat di luar angkasa. Bagaimana Anda bisa berpuasa di luar angkasa sementara Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit Bumi 16 kali dalam 24 jam, para astronot di atasnya menyaksikan 16 matahari terbit dan 16 matahari terbenam selama satu hari bumi?

Mufti Ismail Menk, seorang mubaligh dari Zimbabwe yang merupakan ulama terkenal, mengatakan puasa tidak wajib karena astronot sedang bepergian.

Ia menjelaskan pokok dan durasi puasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional jika astronot ingin berpuasa di bulan suci Ramadhan.

“Biasanya puasa bagi manusia di bumi adalah dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari di suatu daerah yang matahari terbenam atau terbitnya matahari dalam 24 jam. Namun, jika seseorang berada di daerah yang tidak ada matahari terbenam atau matahari terbit dalam 24 jam, kami melakukan sesuatu yang disebut "hisab" yang berarti perhitungan,” ucapnya.

Dia menambahkan, pekerjaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan 24 jam dan membaginya secara merata. Oleh karena itu, waktu dibagi menjadi 12 jam pada siang hari dan 12 jam pada malam hari. Puasa berlangsung selama 12 jam, jam pertama dianggap sebagai awal dan akhir 12 jam sebagai waktu berbuka puasa dan shalat Maghrib.

Ia juga menegaskan bahwa astronot boleh makan setelah lewat dari jam ke-12 dan waktunya harus dihitung selama 12 jam. Jika seseorang ingin berpuasa, siklus ini berulang.

“Puasa selama perjalanan tidak wajib dan astronot dapat berpuasa setelah mencapai bumi,” kata Mufti Ismail Menk.

Sheikh Ayaz House, imam sebuah pusat Islam di Dubai, mengisyaratkan ayat 185 surah Al-Baqarah: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.

Syekh Ayaz House mengatakan bahwa astronot harus shalat. Dia berkata: Astronot ini sedang bepergian, dia diperbolehkan untuk shalat Qasar dan melakukan shalat Qadha sebanyak mungkin.

Kini timbul pertanyaan, bagaimana seorang astronot bisa memahami arah kiblat dan waktu shalat? Sebagaimana yang disebutkan oleh Mufti Ismail Menk, menurut perhitungan 12 jam, astronot bisa melaksanakan shalat subuh di awal waktu tersebut, salat Dhuhur setelah 6 jam, salat Ashar setelah 9 jam, salat magrib setelah 12 jam, dan shaolat Isya’ dua jam setelahnya.

“Jika Anda berada di luar angkasa dan tidak dapat sujud, atau dengan cara kami berada di tanah atau berdiri atau dalam posisi shalat apa pun, diperbolehkan untuk mengganti kemungkinan situasi berikutnya Jika Anda tidak bisa berdiri, Anda bisa duduk, dan jika Anda tidak bisa duduk, Anda bisa berbaring dan mengerjakan shalat,” ucapnya.

Mengenai ke mana astronot harus menghadap ketika shalat, Mufti Ismail Menk mengatakan, jika tidak bisa dengan cara biasa, bisa dengan cara lain.

“Kiblat atau arah sholat menghadap bumi, dan jika dia tidak bisa shalat menghadap bumi karena tidak ada gravitasi, maka dia dimaafkan, dan shalat astronot ini adalah benar.” (HRY)

 

4125712

Kunci-kunci: Astronot ، emirat ، Berpuasa
captcha