IQNA

Tokoh-Tokoh Alquran/ 24

Nabi Musa (as); Tumbuh Besar di Rumah Musuh

6:33 - January 03, 2023
Berita ID: 3477817
TEHERAN (IQNA) - Nabi Musa (as) adalah nabi terbesar Bani Israel; Nabi yang menyelamatkan bangsa Israel dari kekuasaan Fir'aun dan para Fir'aun, meski dengan takdir yang sudah ditentukan Tuhan, Musa dibesarkan di rumah Fir'aun.

Musa (as), putra Imran, dianggap sebagai keturunan Lewi bin Ya’qub. Nama ayahnya dalam Taurat adalah "Amram" yang diterjemahkan sebagai Imran dalam dialek Arab, dan umat Islam juga memanggilnya Imran.

Musa (as) lahir sekitar 250 tahun setelah wafatnya nabi Ibrahim. Musa (as) lahir pada periode ketika Fir’aun memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki Bani Israel dan menawan anak perempuan mereka. Beberapa mufasir dan sejarawan percaya bahwa Fir’aun memerintahkan pembunuhan anak-anak Bani Israel karena takut Bani Israel memperoleh kekuasaan dan aliansi mereka dengan musuh. Fir’aun bermimpi bahwa seorang putra akan lahir dari Bani Israel yang akan menghancurkan pemerintahannya.

Menurut ayat-ayat Alquran, setelah kelahiran Nabi Musa (as), Allah menurunkan wahyu kepada ibunya (Yokhebed/ Yukabad) untuk menyusui anaknya dan memasukkannya ke dalam peti dan melarungkannya di sungai. Ibu Musa melakukan hal tersebut dan menyuruh putrinya untuk mengikuti peti itu. Tuhan meyakinkan ibu Musa bahwa Dia akan membawa Musa kembali ke pangkuannya dan juga bahwa dia akan menjadi salah satu dari para nabi.

Seseorang dari keluarga Fir’aun (istri atau putri Fir’aun) mengambil Musa dari air. Istri Fir’aun menjadi tertarik pada anak ini dan mengadopsinya. Tetapi anak ini tidak menerima susu dari wanita mana pun sampai, atas saran saudara perempuan Musa, mereka membawa ibunya, dan dengan demikian Musa kembali ke pangkuan ibunya.

Musa tumbuh bersama Fir’aun dan istrinya dan menjadi seorang pemuda. Fir’aun juga tertarik pada Musa, tetapi tidak seperti Fir’aun, Musa memiliki kecenderungan tauhid dan mengesakan Tuhan, dan dia tidak dapat menerima bahwa beberapa orang tirani dan zalim mendominasi rakyat jelata dan menganiaya mereka.

Oleh karena itu, ketika dia melihat seorang Mesir (Koptik) memukuli salah seorang Bani Israel, dia datang untuk membela orang yang tertindas dan memukul orang Mesir itu; pria itu terbunuh dengan pukulan tersebut. Keesokan harinya, mereka memberi tahu Musa bahwa mereka akan membunuhnya karena tindakan ini. Itulah sebabnya Musa melarikan diri dari Mesir.

Setelah melarikan diri dari Mesir, Musa pergi ke Madyan. Di sana dia kebetulan melihat dua gadis sedang menggembalakan ternak. Musa membantu mereka dan kemudian membawa mereka pulang. Kedua gadis ini adalah putri Syu’aib (as). Nabi Syu’aib (as), yang memperhatikan perilaku dan penampilan Musa, atas saran putrinya, meminta Musa untuk tinggal bersama mereka dan bekerja untuk mereka bahkan menikahi salah satu putrinya. Musa juga menerima. Menurut apa yang diriwayatkan, Musa bekerja untuk Syu’aib (as) selama sekitar 10 tahun dan belajar hikmah dan pengetahuan dengan Syu’aib as. (HRY)

captcha