IQNA

Tokoh-Tokoh Alquran/ 21

Seorang Nabi Penyabar

6:06 - December 20, 2022
Berita ID: 3477763
TEHERAN (IQNA) - Banyak orang tidak dapat menanggung kesulitan, tetapi kesulitan yang Allah berikan di depan manusia adalah untuk mengukur dan menguji manusia dalam situasi duniawi, dan mungkin tidak mudah bagi setiap orang untuk menanggungnya. Dalam konteks ini, Nabi Ayyub (as) bisa menjadi panutan dalam hal ini. Seseorang yang bersyukur kepada Allah dalam situasi tersulit.

Nabi Ayyub adalah salah satu nabi Allah. Keturunannya dari pihak ayahnya mencapai Ibrahim (as) melalui empat atau lima perantara. Ibunya juga keturunan Nabi Luth (as). Tentang istrinya, mereka mengatakan bahwa dia adalah putri Yusuf atau putri Ya’qub.

Ayyub tinggal di tanah Syam dan selama 17 tahun dia menyeru bani Israel kepada Allah swt, tetapi kecuali tiga orang, mereka tidak percaya padanya.

Allah memberikan banyak nikmat kepada Ayyub dan Ayyub selalu bersyukur kepada-Nya; Setan dengki dengan rasa terima kasih Ayyub dan meminta kepada Allah untuk mengendalikannya atas harta dan anak-anak Ayyub karena dia percaya bahwa jika Ayyub kehilangan nikmat Allah, dia tidak akan berterima kasih. Allah memberi setan kendali atas properti dan aset Ayyub. Tidak butuh waktu lama bagi Ayyub untuk kehilangan semua yang dimilikinya. Kemudian setan menghembusi tubuh Ayyub dan membuatnya sakit, tetapi Ayyub tetap bersyukur kepada-Nya. Setelah Ayyub melewati tahapan ujian ilahi yang sulit, Allah mengirimkan mata air di depan kaki Ayyub melalui malaikat sehingga Ayyub dapat membasuh dirinya di dalamnya dan menghilangkan penyakit dan luka dari tubuhnya.

Beberapa orang meragukan kenabian dan kesucian Ayyub dengan mengacu pada ayat,

واذْکُرْ عَبْدَنَا أَیُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّی مَسَّنِیَ الشَّیْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan". (QS. Shad: 41) karena mereka percaya bahwa Ayyub menderita penderitaan dan siksaan karena hubungannya dengan setan, dan pengaruh setan tidak selaras dengan kesucian. Sebagai tanggapan, dikatakan bahwa setan mempengaruhi tubuh, harta benda, dan anak-anak Ayyub, dan bukan jiwa dan zatnya Nabi Ayyub (as).

Nama Ayyub disebutkan 4 kali dalam Alquran dan dalam surah Al-‘An'am, An-Nisa, Al-Anbiya dan Shad. Dalam ayat-ayat ini, diisyatkan para orang tua Ayyub, nubuwwah Ayyub, pengabulan doa-doanya dan pembebasan dari penyakit dan kesulitan oleh Allah swt.

Dalam Perjanjian Lama, salah satu dari tiga puluh sembilan buku dikhususkan untuk Ayyub, dan kisahnya disebutkan seperti kisah dalam Alquran. Satu-satunya perbedaan dengan Alquran yang memperkenalkan dia sebagai orang yang sangat sabar, menceritakan tentang ketidaksabaran Ayyub dalam menghadapi kesulitan dan sikap tidak berterima kasih.

Dikatakan bahwa Ayyub hidup selama 200 tahun, dimana tujuh atau delapan belas tahun dia menderita dan sakit, dan dia dimakamkan di sebelah mata air tempat dia disembuhkan. Tidak ada informasi rinci tentang tempat pemakamannya; Namun, ada makam di negara-negara seperti Irak, Libanon, Palestina, dan Oman yang dikaitkan dengannya. (HRY)

captcha