IQNA

Saran Gutterres untuk Menyerahkan Setengah dari Yerusalem kepada Rezim Penjajah

7:39 - November 18, 2021
Berita ID: 3476030
TEHERAN (IQNA) - Dengan program janji seperti solusi dua negara untuk masalah Palestina dan  menyerukan dimulainya kembali pembicaraan sia-sia dengan Tel Aviv, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut bahwa penjajah Zionis pantas mendapatkan negara merdeka dan separuh Yerusalem.

IQNA melaporkan seperti dilansir Russia Today, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai aspirasi rakyat Palestina dan apa yang telah diungkapkan oleh rakyat Israel.

Selama seminar media dua hari yang dimulai hari ini di markas besar PBB di New York tentang perdamaian di Timur Tengah, Guterres meminta para pemimpin Israel dan Palestina untuk menunjukkan kemauan politik yang diperlukan untuk menghidupkan kembali dan melanjutkan dialog antar mereka.

“Acara (seminar) tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 30 tahun Konferensi Perdamaian Madrid, momen bersejarah yang menyebabkan dialog antara Israel dan Palestina juga dasar penentu untuk menciptakan perdamaian yang harus kita perjuangkan,” lanjutnya.

Guterres melanjutkan, memang benar bahwa kita telah melihat lebih banyak kemunduran dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak yang mempertanyakan kemungkinan bergerak maju dengan solusi dua negara, tetapi kita tidak boleh kehilangan harapan.

"Saya mendesak para pemimpin Israel dan Otoritas Palestina untuk menunjukkan kemauan politik yang diperlukan untuk menghidupkan kembali dan melanjutkan dialog," kata Sekjen PBB.

Dia menekankan, satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Palestina dan Israel dapat mencapai aspirasi sah mereka adalah dengan mengakhiri pendudukan dan agar kedua negara berdiri bersama. Hidup dalam damai dan keamanan seperti tahun 1967 dan Yerusalem menjadi ibu kota kedua negara.

Dia menambahkan, PBB berkomitmen untuk bekerja dengan Israel dan Palestina dan mitra internasional dan regional mereka, termasuk melalui Kuartet Timur Tengah, untuk mencapai tujuan ini.

Kuartet Internasional dibentuk pada tahun 2002 dan mencakup Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Negosiasi antara PA dan rezim Zionis telah ditangguhkan sejak April 2014 karena penolakan Tel Aviv untuk membebaskan tahanan lama, penghentian pemukiman, dan penerimaan perbatasan sebelum perang pada Juni 1967 sebagai dasar untuk solusi dua negara.

Pada saat yang sama, kelompok perlawanan Palestina, dengan menyebut sia-sia putaran pembicaraan sebelumnya antara Otoritas Palestina dan rezim Zionis, menekankan perlunya melanjutkan perlawanan sampai pembebasan semua tanah Palestina dan pembentukan negara Palestina merdeka di Palestina, dengan ibu kota Quds. (hry)

 

4013973

captcha