IQNA

Kajian Pengaruh Alkitab dalam Pandangan Para Mufasir Alquran dalam Karya Seorang Peneliti Baru Amerika

13:49 - January 03, 2024
Berita ID: 3479437
IQNA - Dalam buku barunya, seorang profesor universitas Amerika dan sarjana Alquran telah mengkaji peran dan kedudukan Kitab Suci (Alkitab) dalam pandangan para ahli tafsir Alquran.

Menurut Iqna, studi Alquran di universitas-universitas Amerika telah mendapat banyak perhatian dalam dua dekade terakhir dan banyak penelitian telah dilakukan di bidang ini.

Samuel J. Ross, asisten profesor agama di Texas Christian University, adalah salah satu peneliti Alquran asal Amerika.

Dia sekarang mengajar di bidang studi Alquran dan keyakinan Islam, dan dunia Islam kontemporer, serta hubungan antara Islam dan Kristen, Islam dan modernitas, dan Muslim Amerika adalah beberapa bidang minatnya.

Samuel J. Ross telah menulis beberapa buku di bidang studi Islam dan Alquran. Di antara karyanya, kita dapat menyebutkan sebuah buku tentang pentingnya tafsir Alquran di era Ottoman. Ia juga telah menulis buku empat jilid tentang pengajaran shorof dan nahwu Arab.

Karya terbaru Ross di bidang studi Alquran berjudul "The Biblical Turn in the Quran Commentary Tradition", yang panjangnya 280 halaman dan diterbitkan oleh De Gruyter. Naskah buku ini memenangkan BRAIS 2019 - De Gruyter Award.

Alquran, kitab suci Islam, adalah kumpulan ayat-ayat Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Islam antara tahun 610 - 632 M. Umat ​​Islam mempelajari kitab suci ini dengan bantuan tafsir yang menjelaskan dan menafsirkan teks ayat demi ayat. Tafsir pertama ditulis pada abad ke 8M dan cendekiawan Muslim terus menulis tafsir hingga saat ini.

Ross mengatakan para cendekiawan Islam mengetahui bahwa beberapa mufasir Alquran telah mengutip Alkitab, namun ia ingin mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa sering dan pada momen bersejarah apa referensi tersebut muncul. Penelitiannya dapat menjelaskan bagaimana umat Islam berinteraksi dengan umat Kristen dan Yahudi sepanjang sejarah.

Para mufasir Alquran mengisyaratkan Alkitab setelah abad ke-19

Samuel J. Ross mencari 153 tafsir digital Alquran untuk referensi ke Alkitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ahli tafsir Alquran, kecuali dalam kasus yang jarang terjadi, tidak menyebut Alkitab dalam tafsirnya hingga akhir abad ke-19. Lalu tiba-tiba sejak abad ke-19 dan seterusnya, para mufasir dari seluruh dunia Muslim mulai merujuk pada Alkitab. Penemuannya menimbulkan pertanyaan baru: Mengapa para mufasir tidak merujuk pada Alkitab sejak awal? Apa yang terjadi pada akhir tahun 1800an yang memicu perubahan ini?

Ross menemukan bahwa meskipun kitab suci Kristen telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sejak abad ke-8, umat Islam mengalami kesulitan mengakses versi bahasa Arab hingga abad ke-12. Pada saat itu, Islam telah menjadi agama dominan di wilayah dunia tempat para mufasir bekerja, termasuk Spanyol, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Karena kurangnya kontak rutin dengan orang-orang Yahudi atau Kristen, Ross berpendapat, umat Islam mungkin kurang memiliki rasa ingin tahu terhadap Alkitab.

Membaca Alkitab mengubah pemahaman umat Islam terhadap Alquran

Namun perluasan kekuasaan kolonial Inggris dan Perancis ke dunia Arab pada abad ke-19 dibarengi dengan masuknya misionaris Kristen yang membawa jutaan Alkitab dalam bahasa Arab dan mendirikan sekolah-sekolah di mana banyak umat Islam dididik. Ross mengatakan bahwa membaca Alkitab mengubah cara umat Islam memahami Alquran. Dia mengidentifikasi ayat-ayat yang ditafsirkan secara berbeda oleh para mufasir setelah mengakses Alkitab.

Ross berkata: “Anda lihat contoh para mufasir yang, ketika dihadapkan pada kontradiksi nyata antara Alquran dan teks Alkitab, mencoba menyelaraskan kedua teks tersebut.”

Waled Saleh, seorang peneliti penafsiran Alquran dan seorang profesor agama di Universitas Toronto, yang merupakan salah satu juri British Islamic Studies Association Award, mengatakan tentang buku ini: Sampai penelitian Ross dilakukan, belum ada seorang pun yang melakukan penelitian. Studi komprehensif tentang bagaimana umat Islam menggunakan Alkitab dalam menelaah penafsiran Alquran. Dia menambahkan: "Dia telah memberi kita ringkasan dan garis besar yang belum pernah ada sebelumnya, dan ini memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menceritakan sejarah penafsiran." (HRY)

راس

​4189840

captcha