IQNA

Seniman Iran dalam Festival Malaysia:

Toreutika Cincin; Museum Keliling Keyakinan dan Seni Islam Iran

11:18 - January 24, 2023
Berita ID: 3477920
TEHERAN (IQNA) - Ali Janggi, seorang seniman kaligrafer Iran yang berpartisipasi dalam Festival Alquran Malaysia, mengatakan bahwa Toreutika Cincin adalah museum keliling dan bergerak dari budaya, peradaban, kepercayaan, seni, dan motif asli Islam Iran, dan karya semacam ini lebih baik ditampilkan di negara-negara seperti Italia dan Belanda yang tertarik dengan karya-karya museum.

Festival internasional seni Alquran Restu dimulai pada Jumat, 20 Desember di Putrajaya, Malaysia, dan dalam festival yang berlangsung hingga 29 Januari ini, berbagai karya seniman Islam dari Malaysia, Iran, Turki, dan Irak, yang berpusat pada Alquran, telah ditampilkan.

Ali Janggi, salah satu seniman kaligrafer Iran yang memamerkan karyanya di festival ini dari Razavi Khorasan, berbicara kepada koresponden IQNA di Malaysia tentang karya seninya di festival dan perbedaan antara pameran dalam dan luar negeri.

Sambil memperkenalkan dirinya, dia berkata: “Cincin Dhamine Ahu/ Penjamin Rusa" adalah salah satu karya seni saya dan banyak film dokumenter telah dibuat tentang karya ini, saya telah mengintegrasikan patung, kaligrafi, desain, penyepuhan dan 20 gaya kaligrafi dan menemukan gaya paling maju toreutika di dunia. Dan saya memiliki banyak keterampilan toreutika dalam dimensi yang sangat kecil.

Toreutika Cincin; Museum Keliling Keyakinan dan Seni Islam Iran

Dia menyatakan bahwa ensiklopedia cincin dan lambang dunia telah ditulis. “Buku ini, setelah sekitar 10 tahun penelitian, akan diterbitkan dalam tiga sampai empat bulan ke depan, alam buku ini, penelitian dan informasi tentang lambang dan cincin dari berbagai negara, benua, dan iklim dunia telah dikumpulkan,” ucapnya.

Dia menambahkan komunikasi dengan orang dalam jauh lebih mudah dibandingkan dengan negara yang bahasanya berbeda dengan kita. Misalnya, banyak pengunjung yang sekilas mengira bahwa karya ini dibuat dengan mesin, tetapi ketika mereka mengetahui bahwa itu adalah buatan tangan dan dibuat dengan jarum, mereka terpana.

 “Lebih baik merencanakan untuk memamerkan karya-karya semacam itu di negara-negara seperti Italia dan Belanda, seperti yang dilakukan di Malaysia, karena pusat-pusat negara-negara tersebut peka terhadap karya museum,” lanjut seniman tersebut. (HRY)

 

4116309

captcha